Rabu, 22 Oktober 2008

Tugas T O I HIlmy ( tapi gambarnya gak keluar )

ALAT-ALAT PEREDARAN DARAH
Pembuluh Darah

Pembuluh darah adalah saluran yang dilalui darah.
Pembuluh darah ada tiga, yaitu :
a. pembuluh nadi (arteri),
b.pembuluh balik (vena),
c.pembuluh kapiler.

a. Pembuluh Nadi (Arteri)
Darah yang keluar dari jantung akan melalui pembuluh nadi. Darah yang keluar dari jantung tersebut banyak mengandung oksigen.

b. Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh balik merupakan pembuluh yang membawa atau mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung.

c. Pembuluh Kapiler
Pembuluh darah yang sangat halus dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Pembuluh ini merupakan bagian ujung dari pembuluh arteri dan vena. Pembuluh halus berfungsi sebagai tempat pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida.





Jantung

Dimana letak jantungmu?
Jantungmu terletak di bagian kiri rongga dada. Ukuran jantung sangat kecil.
Ukuran jantung orang dewasa kira-kira sebesar satu kepal tangan orang dewasa.
Perhatikan Gambar 2A.




Sumber: Kamus Visual, 2003

Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu :
serambi kanan,
serambi kiri,
bilik kanan,
bilik kiri.
Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Jantung memiliki otot yang tebal dan kuat.
Otot yang tebal berkaitan dengan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Bagaimana darah dapat beredar ke seluruh tubuh?
Darah dapat beredar melalui sistem peredaran darah.
Perhatikan Gambar 2B.




Sumber: Concise Encyclopedia Nature, 1994

Darah beredar di dalam tubuh melalui dua sistem peredaran darah, yaitu :
a.Peredaran darah kecil, yaitu :
peredaran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung.
Darah yang menuju paru-paru mengandung karbon dioksida, sedangkan darah yang kembali ke jantung mengandung banyak oksigen.
b.Peredaran darah besar, yaitu :
peredaran darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung.

Selasa, 14 Oktober 2008

sambungan




Jella maju sambil meringis kesakitan. “Ada apa?”

Tanya Bu Jahe. “Jenny menginjak kakiku… dan ia tak mau tahu kalau kakiku lepas…” Bisik Jella. Bu Jahe tertawa mendengar perkataan anaknya. “Memangnya kaki bisa lepas?” Kata Bu Jahe penasaran. “Bisa saja bu… karena kata Jecka, kita adalah kue Jahe, bukan seperti manusia.” Bu Jahe tertawa lagi. “Ya sudah, di sekolah jangan malas mencatat ya…” Nasehat Bu Jahe.

Jenny maju. “Jenny, jangan menginjak kaki-kaki kakakmu lagi ya… dan berhenti bertengkar dengan Jeva! Ia hanya ingin membuat rumah Jahe kita gaduh.” Kata Bu Jahe. Jenny tak menjawab, tapi tatapannya seperti mengejek, lalu ia pergi menuju mobil, menyusul kakak-kakaknya.

Di sekolah…

Pak Jahe memarkir mobil Jahe-nya di bagian belakang. Semua anak-anaknya turun, secara tidak tertib. Pak Jahe hanya diam di mobil, sambil melihat anak-anaknya turun dari kaca spion yang berbentuk permen lollipop. “Selamat belajar!” Kata Pak Jahe kepada anak-anaknya seraya pergi. Semuanya melambaikan tangan dan berteriak Da-Daah… kepada ayahnya.

Senin, 13 Oktober 2008

CERITA HILMY : JAHE



J A H E
CERITA TENTANG KUE JAHE YANG HIDUP
Ini kisah disebuah negeri bernama Foopuff, negeri dimana makanan-makanan tinggal, dengan sejahtera, karena tak pernah diusik oleh manusia, negeri ini tersembunyi, tak ada manusia dan binatang-binatang besar yang tahu keberadaan negeri ini, namun jangan salah negeri Foopuff itu sangat besar!
Bintang-bintang berkilauan di angkasa, menyinari negeri tersembunyi itu. Semuanya penduduk di negeri Foopuff sudah tertidur lelap, negeri ini sungguh sunyi di malam hari. Hanya keluarga Jahe yang masih tetap bangun, walaupun sudah malam, keluarga ini masih bekerja. Rumah mereka yang berbentuk Kue Jahe sedang tersenyum, pas sekali dengan penghuni rumah itu, Kue Jahe.
Pak Jahe, yang biasa disebut oleh anak-anaknya dengan panggilan Ayah, sedang menghitung uang penghasilan di tokonya, yaitu toko kue di negeri Foopuff, pak Jahe memang terkenal mata duitan.
Bu Jahe, yang biasa disebut oleh anak-anaknya ibu, sedang menonton film kesukaannya di televisi, hal ini selalu terjadi. Sebelum tidur, Bu Jahe pasti akan menyempatkan diri menonton film kesukaannya itu.
Bu Jahe dan pak Jahe mempunyai 6 orang anak. Jenna, Jeva, Jecka, Jeshe, Jella, dan Jenny. 3 anak perempuan, dan 3 anak laki-laki.
Jenna, dia anak perempuan yang selalu menjadi bintang di kelasnya. Dia anak yang pintar, rajin dan penurut, sungguh pantas menjadi kakak. Sekarang Jenna sedang belajar, untuk menghadapi ujian memasak besok.
Jeva, kebalikannya dari Jenna, ia anak laki-laki yang sangat nakal, sering membuat adik-adiknya menangis dan juga membuat Pak Jahe dan Bu Jahe kewalahan. Seperti biasa, Jeva sedang berusaha membuat kegaduhan di rumah Jahe-nya yang tersayang.
Jecka, adalah anak kesyangan Pak Jahe, karena menurut Pak Jahe, Jecka lah anaknya satu-satunya yang bisa menjadi penerus Pak Jahe, yaitu, menjadi pengusaha.Jecka sedang membantu Pak Jahe membereskan dagangan kue di tokonya yang terkenal itu.
Jeshe, Si Kutu Buku, itulah julukannya. Jeshe senang sekali membaca buku, jadi ia disebut Si Kutu Buku. Bu Jahe sengaja membuat perpustakaan pribadi di rumahnya di lantai 2. Supaya Jeshe bisa membaca dengan tenang. Jeshe orangnya sangat sabar. Jika diejek, ia akan tersenyum, dan lain lagi, yang membuat hati yang ngejailin dia sedih, karena tak berhasil membuatnya marah atau nangis. Seperti yang kamu tahu tentang Kutu Buku, sekarang Jeshe sedang asyik membaca buku.
Jella adalah anak perempuan paling centil yang pernah dimiliki keluarga Jahe. Namun jangan salah, ia orangnya sangat dewasa! Ia bisa menjaga adiknya, membersihkan rumahnya, menjaga toko Pak Jahe pun Jella bisa. Tapi sayangnya, ia sangat pemalas. Harus berulang kali menyuruhnya supaya ia melakukan yang kita minta, bahkan sampai membuat Pak Jahe dan Bu Jahe kesal karena sikap pemalasnya itu. Seperti sifatnya, sekarang Jella sedang berdandan di kamarnya.
Jenny, ia anak terakhir di keluarga Jahe. Kalau menurut kamu anak terakhir itu suka dimanja, tapi Jenny nggak suka banget dimanja. Ialah anak yang paling keras kepala di keluarga Jahe. Jenny pintar melukis, membuat cerita, dan marah-marah. Semuanya takut kalau Jenny marah-marah. Maka Jenny menggunakan kemampuannya marah-marah untuk mengusir orang atau membuat orang lain jinak sama dia. Tapi, yang membuat orang-orang sayang sama Jenny adalah, karena Jenny mempunyai sifat peduli, penyanyang, dan pintar. Jenny, seperti yang sudah aku ceritakan, ia sedang marah-marah kepada Jeva yang berani memasuki kamarnya tanpa izin. Dan itu cukup membuat rumah gaduh.
“Masuk kamar masing-masing!” Suara Bu Jahe memenuhi rumah Jahe mereka sampai-sampai mata si rumah Jahe retak. Jenny dan Jeva sudah berhenti bertengkar. Jenny berhasil memukul Jeva, dan Jeva berhasil membuat Jenny menangis. Jeva senang setengah mati, karena sudah lima hari ini ia tidak berhasil membuat rumahnya gaduh, dan sekarang ia berhasil, karena bertengkar dengan adik bungsunya itu.
Jenny memasuki kamarnya di lantai satu, Jenna dan Jeshe di lantai dua, Jella dilantai tiga, sedangkan Jacky dan Jeva dilantai empat. Rumah mereka terdiri dari lima lantai, ini cukup membuat penghuninya capek, bolak-balik naik-turun tangga. Untung saja, Jeshe punya ide cerdas, yaitu membuat lift dari marmer dengan ditarik mesin, ia baca dari buku tentang “Rumah-rumah praktis”, pinjaman dari perpustakaan sekolahnya.
Semuanya memasuki kamar mereka. Bu Jahe mematikan lampu ruang tengah, dapur,ruang makan, ruang tamu, ruang keluarga, toko Pak Jahe dan perpustakaan. Lalu cepat-cepat memeriksa kamar Jenna, Jeva, Jecky, Jeshe, Jella dan Jenny, kalau-kalau mereka belum tidur juga. Benar saja, saat Bu Jahe memeriksa kamar Jeva, terdengar teriakan yang menyuruh Jeva tidur, lalu terdengar suara orang marah-marah , dan terdengar suara lift.
Keesokan harinya…
“Bangun! Bangun! Semuanya bangun! Cepat! Hari ini bukan hari libur! Ayo cepat Jenna, Jella, Jeva! Cepat bangun! Bagus Jecky, Jeshe, Jenny, kalian sudah bangun sekarang, mandi lalu makan dan siap-siap ke sekolah! Ayo Semuanya bangun! Ibu kalian sudah memasak makanan yang kalian sukai!” Perintah Pak Jahe, kepada anak-anaknya yang berjumlah 6 orang. Semuanya buru-buru bangun karena sudah penasaran apa yang dimasak oleh ibu mereka.
Jenna buru-buru memasukan bahan-bahan yang akan ia pakai untuk ulangan memasaknya ke tas yang bergambar kue Jahe, itu tas kesayangannya, ulangan memasaknya bertema perkedel. Jenna tahu, kali ini bukan dia yang akan mendapatkan nilai tertinggi, karena ada Pew, ia dari keluarga perkedel. Tapi semuanya tahu, kalau keluarga perkedel adalah keluarga yang jahat dan licik.
Jeva berusaha memasuki kamar Jenny lagi, untuk mencorat-coret pr-nya, tapi sudah ketahuan Jenna saat ia mau memasuki ruang makan. Jeva buru-buru lari, lalu duduk tenang di meja makan yang masih kosong, hanya ada dia dan Jenna, yang sudah mengetahui rencana Jeva.
Jecka berlari sekencang-kencangnya ke toko kue Pak Jahe. Toko itu ada di sebelah rumah mereka. Jecka diminta menghitung uang yang ada di toko. Sampai Pak Jahe tiba di ruang makan. Pak Jahe takut uangnya ada yang mengambil.
Jeshe mengambil seabrek buku di perpustakaan rumahnya lalu memasukan ke tasnya. Jeshe memang suka begitu, ia selalu membawa dua tas ke sekolahnya, satu untuk alat-alat yang ia perlukan di sekolah, sedangkan yang satunya lagi untuk buku-bukunya. Jeshe selalu malas menuju ke perpustakaan sekolahnya, kecuali kalau terpaksa, maka ia membawa dua tas.
Jella sudah hampir sampai di ruang makan, namun saat ia melihat Jenna ada di situ Jella buru-buru lari lagi ke kamarnya. Jella takut disuruh menyiapkan piring-piring, jadi ia harus menunggu sampai Jenny ke ruang makan , supaya Jenny yang disuruh menyiapkan piring untuk sarapan. Jella membuka tas dandannya, lalu mulai menghias wajahnya lagi. Tas dandannya hanya sebuah kotak kecil seukuran tempat pensil, jadi masih bisa dikantongi. Namun, walaupun kecil, tas dandan ini ajaib loh… bisa diisi berbagai macam alat-alat untuk bersolek.
Jenny keluar dari kamarnya dan menguncinya, kalau-kalau Jeva berusaha memasukinya lagi, ia sudah siap, karena dikamarnya sudah ada alat-alat rahasia untuk melawan Jeva jika memasuki kamarnya. Lalu Jenny menuliskan sesuatu di buku tulisnya, menyobeknya, mengantonginya, lalu berlari menuju ruang makan.
Pak Jahe sedang menyalakan mobil Jahenya. Memang mobil itu berbentuk Jahe, namun dari baja. Setiap hari Pak Jahelah yang mengantarkan anak-anak nya ke sekolah, dan menjemputnya pulang. Pak Jahe punya 6 pegawai yang mengurus tokonya dan 18 yang memasak kuenya. Pabrik kue Pak Jahe lumayan jauh dari tokonya, jadi Pak Jahe menyewa Kue Jahe lagi untuk menjadi pegawainya yang mengantarkan barang dari pabrik ke tokonya, cukup 2 orang saja, karena ini pekerjaan mudah.
Bu Jahe sedang menyiram tanaman di halaman belakang rumahnya yang sangat luas, rencananya, di halaman ini akan dibagun playground, tapi siapa yang mau main di play ground itu? Karena anak-anaknya sudah besar-besar dan sudah tidak suka lagi bermain yang seperti itu, jadi Pak Jahe dan Bu Jahe setuju membuat rumah pohon, dan menanam pohon Lambang Para Jahe disana, tapi pohon itu masih sangat kecil, jadi Bu Jahe selalu menyiramnya jika saat menunggu keluarga nya berkumpul ke ruang makan. Karena ia ingin melihat pohon itu tumbuh dan menjadi tempat main anak-anaknya.
Semua anggota keluarga Jahe sudah berkumpul di ruang makan. Dan mulai makan. Peraturan keluarga Jahe adalah, kalau makan jangan sambil berbicara, dan semuanya patuh dengan peraturan itu. Mereka makan dalam diam setelah semuanya selesai makan, mereka berangkat ke sekolah diantar oleh Pak Jahe.
“Anak-anak! Semuanya masuk mobil! Perintah Bu Jahe dari ambang pintu masuk ke rumah Jahe. Semuanya mengambil tasnya masing-masing dan berbaris di depan Bu Jahe. Memang selalu begini, jika akan berangkat sekolah, mereka mesti berbaris lalu akan mendapat pesan-pesan dari Bu Jahe.
Jenna maju “Jenna, semoga ulangan memasakmu sukses ya.. kalahkan keluarga perkedel itu!” Bu Jahe menyemangati. Jenna hanya mengangguk.
Jeva maju, wajah Bu Jahe jadi galak “Jeva awas kalau aku menerima surat dari sekolahmu kalau kamu berbuat nakal lagi! Aku tidak akan memaafkan mu!” Bentak Bu Jahe, Jeva hanya mencibir.
Jecka maju, wajah Bu Jahe cerah lagi. “Jecka, perhatikan gurumu ya, kalau sedang menerangkan! Nilaimu akhir-akhir ini jelek.” Bu Jahe menasehati, Jecka hanya mengganguk.
Jeshe maju. “Jeshe, jangan terlalu banyak membaca ya, kerjakan sesuatu selain membaca!” Kata Bu Jahe. “Memangnya kenpa Bu? Aku kan sudah mengerjakan hal lain selain membaca!” Kata Jeshe spontan saat ibunya bilang ia jangan terus-terusan membaca.”Apa?” Kata Bu Jahe lagi “Mandi, makan, bantu ibu. ” Kata Jeshe. Bu Jahe tertawa lalu menyuruh anaknya masuk ke mobil.


BERSAMBUNG

Minggu, 12 Oktober 2008

KE RUMAH NENEK
Lebaran sudah lewat 3 hari, sekarang aku, ayah, ibu dan Hilman mau pergi ke Tasik, Manonjaya, disana, ada rumah nenek Eti, ibunya ibuku.
Aku bangun pagi-pagi karena hari ini kita berangkat ke Tasik. Di rumah ada Mang Erwin, adik ibu. Kemarin, Bi Ida, Mang Oki, Bram, Tiara Adelia dan Mang Erwin kerumah, habisnya Mereka mau pulang ke Tangerang, dan belum ketemu di Tasik, karena baru besok aku berangkatnya. Mang Erwin nginep dulu di rumahku, katanya mau main kerumah temennya yang di Bandung besok. Sedangkan yang lainnya langsung pulang lagi ke Tangerang.
Kami berangkat jam 9 dari rumah ke terminal, diantar Mang Santo dan Mang Endi, adik ayah, juga diantar tukang ojek. Aku dan Mang Endi pertama sampai diterminal bisnya, terus nunggu yang lainnya dating. Kemudian Ibu dan Mang Santo dating, terus aku dan ibu langsung beli makanan untuk di perjalanan. Waktu lagi belanja, Ayah dan Hilman dating, jadi lengkap deh semuanya! Waktu mau berangkat, Mang Santo dan Mang Endi pulang.
Ayah pingin naik bis Budiman, yang ber-AC, karena katanya di Nagreg macet, jadi supaya kalau macet nggak kepanasan, jadi milihnya bis yang ada AC-nya. Tapi sayangnya, bis Budiman belum juga datang, jadi kami menunggu sebentar di terminal, sebelumnya juga ada yang nawarin bis ke tasik, pake AC, tapi bisnya bis Alladin, ayah nggak mau, mungkin karena mahal. Tapi tiba-tiba bis Budimannya datang juga! Banyak orang-orang yang lari-lari ngejar bi situ, ternyata banyak yang mau ke Tasik juga ya! Ayah yang duluan kesana, ngejagain tempat duduknya buat berempat. Kami duduk hamper di belakang, karena dibelakang kursinya ayah dan Hilman, itu bangku yang paling belakang, sedangkan aku duduk di depan kursi ayah dan Hilman, aku duduk sama ibu.
Pertama-tama emang nggak macet, tapi lama-lama macet juga. Aku lupa lagi apa nama jalan yang macet itu, tapi di Nagreg nggak macet, Cuma waktu sebelum ke nagreg aja macetnya. Di jalan ayah dapet telepon, katanya Mang Endo, adik ayah, mau ngejagain rumahku, terus mau buat api unggun pas malem-malemnya di lapangan di depan rumahku. Ibu katanya mual, terus pusing. Tapi kalau aku nggak tuh! Nyaman banget loh, bis Budiman yang satu ini! Aku nggak mual deh!(Emang biasanya aku nggak mual!)
Waktu jam setengah dua-an aku nyampe di terminal Tasik. Waah… lega….tapi, kami nggak tahu mau naik apa buat ke Manonjaya. Asalnya aku mau naik Taxi, tapi nggak da Taxsinya, dan juga adik aku nggak mau naik Taxi, katanya takut muntah. Terus ayah nemuin bis kecil gitu, yang ke Manonjaya, jadi kami naik kesana. Kata ibu, bisnya menyeramkan, nggak memperhatikan keselamatan penumpang, terus lelet banget kaya keong. Emang sih, lelet banget! Terus, bis berhenti lama banget!(Nyari penumpang, biasa..). Tapi lama banget! Aku nggak tahu ngabisin berpa jam di bis itu, pokoknya sumpek banget deh… tapi untung aja, aku duduknya dekat pintu, jadi, masih ada udara segarrrr………..
Akhirnya, sampai juga di rumah nenek! Aku sampai disana jam 5-an. Di depan rumah nenek udah ada Nenek Eti, Nenek Ade, Bi Yanti, Mang Isaldan Bi Aini, kalau Kakek Iyus kayaknya lagi tidur. Akhirnya, selama 8 jam, nyampe juga…setelah naik bis yang kayak keong itu, akhirnya bebas juga… hi…hi…hi…
Waktu jam 6-an lah, ibu, Nenek Eti dan Nenek Ade, Kakek Iyus dan Bi yanti pergi ke rumah nenek Eutik, nggak tahu mau ngapain. Jadi aku, Hilman, Ayah, Mang Isal, Bi Aini di rumah nenek Eti, oh ya, ada kabar buruk! Besok Mang Isal, Bi Aini, Kakek Iyus sama Nenek Ade pulang! Jadi nggak ada temen deh…
bersambung....