RUMAH BARU
Namaku Merlyna, umurku 9 tahun. Hari ini di rumahku sedang ada pemberesan total. Barang-barangku semuanya dimasukan ke dalam kardus. Boneka, lampu kaca berwarna merah dan silver kesayanganku , komik-komik, dan semuanya diberi nama. Ibu menugaskanku untuk menulis nama barang di kardus. Beberapa jam kemudian, mobil bak sudah datang di depan rumahku. Dan pasti kalian tahu, aku mau pindah rumah, aku tak tahu apakah rumah itu bagus? Apakah aku akan dapat teman disana? Apakah di sebelah rumahku yang baru nanti ada anak laki-laki? Beribu pertanyaan ada di kepalaku. Ayah menyuruhku naik mobil, karena kami akan segera pergi ke rumahku yang baru, barang-barang sudah diangkut oleh mobil bak.
Rumahku cukup jauh dari rumahku yang baru. Di kanan dan kiriku banyak pepohonan dan sawah-sawah. Dimana rumahku yang baru? Rasanya jauh sekali, aku duduk santai di kursi tengah, aku anak kedua, kakaku sekolah di luar negeri, ia sangat baik namanya Mary. Walaupun kakaku perempuan, kami sangat akrab.
Mobilku berhenti di sebuah bangunan, bangunan itu seperti ada ditengah hutan disekelilingnya banyak sekali pepohonan, pohon-pohonnya tinggi- tinggi.Aku langsung tahu bahwa itu rumah baruku.
Tak ada tetangga di sebelah rumahku, semuanya pohon. Aku mengeluh kepada ayah, mengapa di sebelah rumah tak ada anak perempuan? Nanti aku main dengan siapa? Kukira rumah baru menyenangkan…. Aku ingin bertemu Chaty, teman di rumahku yang dulu. Setelah melihat rumahku yang baru, aku jadi tak mau tinggal disana. Ibu yang melihat wajahku sedang cemberut langsung membujuku. Setelah ibu membujuku, aku mau tinggal di rumah baru, walaupun aku masih tak percaya dengan kata-kata ibu. Ayah mengajak kami untuk melihat ke dalam rumah, kamarku dan kamar Mary bersebelahan tak seperti rumahku yang dulu, kamar ayah dan ibu sama seperti kamarku dan Mary, ada di lantai atas. Selain melihat-lihat ke dalam rumah kami juga melihat-lihat sekitar rumah, ada pohon terbesar yang pernah aku lihat, ada kupu-kupu yang sayapnya sangat indah, sampai-sampai ibu ingin memeliharanya! Ibu memintaku untuk mengejarnya, namun saat aku sudah sampai diujung hutan ayah melarangku mengejarnya sampai jauh lagi. Saat kami akan kembali ke rumah, ibu memberitahuku kabar gembira, kalau tahun ini Mary akan pulang! Beberapa bulan ini, aku tak sekolah karena ayah dan ibu sedang mencari sekolah yang dekat dengan rumah untukku. Mobil bak telah datang ke depan rumah baru, semua barang-barang diturunkan dari mobil bak. Ayah menyambutnya, dan menyuruhku mencari toko untuk membeli minuman. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya aku menemukan toko, disekitarnya banyak rumah-rumah dan ada sebuah stasiun kereta api. Aku langsung masuk ke dalam toko, banyak orang-orang disana, ada juga anak laki-laki, aku sekarang tahu toko yang ada didekat rumahku dan teman bermain didekat rumahku. Aku mulai pulang dengan membawa minuman pesanan ayah.
Sesampainya di rumah, aku lihat semua barang-barang sudah ada di depan rumah, ayah menyuruhku untuk membagikan minuman yang kubeli kepada orang yang membantu membawa barang-barangku ke rumah baru.
Ayah bilang kepadaku kalau Mary akan datang lusa! Aku sangat senang mendengarnya, aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan Mary.
Sekarang aku, ayah dan ibu sedang bingung. Mencari stasiun kereta api, karena Mary bilang ia akan dijemput disana. Tiba-tiba aku ingat stasiun kereta api yang kulihat di dekat toko tempat aku membeli minuman! Aku langsung memberi tahu ibu dan ayah lalu kami semua berangkat ke stasiun, dan aku yang memberi tahu jalannya. Sampai juga di stasiun, stasiun itu tak terlalu padat, jadi kamigampang untuk mencari Mary. Mary sedang duduk sambil melihat sebuah lukisan, ia juga memegangi keresek berwarna putih, rambutnya dikuncir dengan pita biru. Aku cepat-cepat memanggilnya dan berlari mendekatinya, Mary menoleh dantersenyum kepadaku, ayah dan ibu menyusul dari belakang.
Kami pulang ke rumah dengan gembira, sementara ayah menyetir, aku, ibu dan Mary mengobrol tentang rumah baru, sekolah Mary dan rencana-rencana berlibur beberapa bulan ini.
Kami tak tahu, ketika ayah berhenti di depan rumah makan. Saat aku keluar dari mobil, aku kaget! Aku berada di depan rumah makan, aku tidak menyadarinya sama sekali tadi! Ibu langsung menanyakan kepada ayah, dan ayah bilang, kami akan makan-makan! Perayaan pulangnya Mary dan rumah baru. Aku sangat kenyang telah makan banyak, kami pulang dalam diam, ibu dan Mary tertidur. Mobil ayah berhenti lagi, tapi bukan di depan rumah makan, melainkan rumah baru. Ibu dan Mary yang asalnya tertidur, tiba-tiba bangun.
Mary senang melihat-lihat rumah kami, aku juga mengajak Mary ke pohon besar, dan aku jelaskan kalau itu adalah pohon terbesar yang pernah aku lihat, ternyata Mary juga beranggapan sama denganku. Kami berdua meminta izin kepada ayah karena kita ingin mengumpulkan kayu bakar dan rumput-rumput untuk dijadikan pagar,dan rumah-rumahan yang akan aku buat didekat pohon besar, kami senang ketika ayah mengizinkan, dan ayah juga bilang aku dan Mary boleh meminjam alat-alatnya, dan memang kami membutuhkannya!
Setelah itu kami langsung beraksi, aku pergi untuk mengumpulkan rumput dan kayu bakar, sedangkan Mary mencari barang-barang yang diperlukan dari dalam rumah. Aku langsung menerobos daun-daun kering yang berjatuhan, sampai daun itu terbang. Setelah lama aku mencari, datanglah Mary ia berlari ke arahku dengan membawa barang-barang, dan menaruhnya didekat tempatku bekerja, Mary membantu pekerjaanku. Semuanya selesai kami beristirahat sebentar, di sebelah pohon besar sudah ada rumah-rumahan yang sangat cantik, apa lagi aku dan Mary menambahkan bunga-bunga yang kita petik sendiri, rumah-rumaha itu juga bisa kita masuki, alasnya hanya tanah, tapi Mary bilang kita berdua nanti akan membeli sesuatu untuk alasnya. Mary pulang sebentar untuk membawakan makanan dan minuman untuku, sementara aku menunggu keringat mengucur di sekujur tubuhku tapi aku sudah puas sekaligus senang karena rumah-rumahan yang aku dan Mary idamkan sudah jadi, aku sedang duduk didalamnya menunggu kakak yang sangat kusayangi.
Mary datang dengan membawa air dan kue kesukaanku, kita makan bersama di rumah yang telah kita buat. Aku tak tahu kalau Mary kesini dengan membawa izin dari ayah dan ibu! Kita boleh menginap di rumah-rumahan ini! Mungkin rumah-rumahan ini cukup untuk badanku dan badan Mary, kami berlari ke rumah untuk mengambil barang-barang yang kita perlukan untuk menginap, aku mengambil tikar dan karpet untuk alas sementara, Mary mengambil garam untuk jaga-jaga kalau ada ular, disana mungkin tak ada binatang buas seperti macan dan harimau tetapi kita yakin disana masih ada ular.
Aku berangkat dengan semangat, kulihat wajah Mary juga sama sepertiku ia terlihat sangat bersemangat. Sesudah sampai di depan pohon besar, kami menngelar tikar dan ditumpuk oleh karpet supaya hangat, didepan rumah-rumahan kami pasang plastik yang sangat besar untuk menutupinya, karena kalau memakai plastik terlihat sampai ke dalam, aku dan Mary memasangkan kain taplak yang sama besarnya dengan plastik itu.
Kami mulai mencari kayu bakar untuk membuat api unggun di depan pohon besar. Kayu bakar sudah terkumpulkan, agak capek juga membuat api unggun, aku danMary bergantian memcobanya dan akhirnya nyalalah api unggun itu, suara api itu beradu dengan suara kodok, Mary takut dengan kodok, jadi kita masuk ke dalam rumah-rumahan. Hangat juga didalam, aku tidur didekat tirai, garam sudah ditaburi olehku, Mary membacakan cerita dengan senter di tangan kirinya dan buku di tangan kanannya, aku senang bisa membuat rumah-rumahan ini dan juga tidur didalamnya. Pagi pun tiba, aku bangun lebih dulu daripada Mary, aku membuka tirainya supaya cahaya masuk ke dalam, kulihat di luar apai unggun sudah mati dan para kodok yang tadi malam berkeliaran sudah tak ada, kutemukan sebuah buku cerita menimpa muka Mary. Aku bermaksud menakut-nakuti Mary, jadi aku pergi ke belakang pohon dan kupanngil namanya supaya ia terbangun, memang benar! Mary terbangun! Tapi Mary tidak memperdulikan, kalau aku tak ada didalam, ia malah keluar dengan membawa buku cerita, bantal dan selimut yang aku dan dia pakai, aku kaget saat ia berjalan menuju rumah, kali ini rencana ku gagal, aku tak membuat Mary takut, padahal aku ingin mengerjainya, lalu aku masuk ke ruma-rumahan, semuanya sudah dibawa oleh Mary, hanya karpet dan tikar yang belum Mary bawa jadi aku yang membawanya.
Sampailah aku dirumah, aku duduk sebentar di kursi teras, tiba-tiba ada yang membuka pintu, aku kaget sekali sapai kursi yan aku duduki terangakat. Ternyata ibu yang membuka pintu, ibu menyapaku dan memberikanku susu rasa coklat dan sepotong sandwich. Ibu menanyakan tentang acara menginap tadi malamku dan Mary ketika makan siang, ayah bilang kepadaku, katanya Mary boleh ikut mencari sekolah untuku besok! Acara keluarga lagi nih!
Rencananya, hari ini aku, ayah, ibu dan Mary akan mencari sekolah untuku. Semuanya sibuk, karena hari ini kami harus buru-buru. Kami akan sarapan di rumah makan, lalu kami pergi ke toko untuk membeli keperluan setelah itu kami baru mencari sekolah untuku, kalau kami tidak mendapatkan sekolah yang cocok, akan dilanjutkan besok, karena hari ini ada acara lain yang terakhir dan sangat penting yaitu, pergi ke tempat wisata! Saat mendengar ini aku sangat senang. Ibu mempersiapkan yang akan kami bawa, karena kita juga akan berenang! Mary sedang sibuk berdandan aku sendiri sedang mengantri untuk mandi, ibu sedang mempersiapkan baju-bajunya, dan ayah sedang mandi, lama sekali menunggu ayah mandi, terpaksa aku harus menggunakan kamar mandi teratas, yang menyaramkan! Ternyata, di atas tak ada apa-apa, hanya ada beberapa laba-laba.
Semua sudah masuk ke dalam mobil, dan saatnya kita berangkat! Kami berangkat dari rumah jam 6 pagi dan langsung menuju rumah makan yang dulu kita berpesta pulangnya Mary dan rumah baru. Setelah makan, kami menyimpan mobil di rumah makan, karena jarak dari rumah makan ke toko sangat dekat sekalian mengirit bensin. Ibu yang paling heboh saat berbelanja, aku langsung ke tempat mainan, namun aku takut jika sendiri jadi aku minta ditemani Mary, ayah juga sedang sibuk melihat barang-barang. Setelah berbelanja, mobil sangat penuh tapi sekarang saatnya mencari sekolah. Ayah berhenti di depan sekolah dasar, ayah dan ibu menyuruhku keluar dari mobil dan menyuruh Mary menuggu di mobil. Di depan sekolah itu ada patung dan air mancur, tamannya juga indah, kami masuk ke dalamnya, dalamnya sangat bagus semuanya kayu indah dengan banyak ukirannya, tulisan selamat datang terlihat jelas di pintu masuk, di ujung ruangan itu tertulis ruang kepala sekolah, ayah mengajak kami masuk ke dalam ruang kepala sekolah. Sepertinya ayah akan meminta izin kepada kepala sekolah supaya aku bisa melihat-lihat sekolah ini, ternyata betul dugaanku ayah meminta izin kepada kepala sekolah, tetapi saat mereka berdua sedang berbincang-bincang, ayah dan kepala sekolah tertawa dan saling berjabat tangan, aku dan ibu bingung. Lalu ayah memperkenalkan kepala sekolah kepadaku ternyata kepala sekolah adalah teman ayah saat ayah smp, ayah lama sekali berbincang-bincang dengan kepala sekolah sampai akhirnya ibu mengingatkan ayah untuk melihat-lihat sekolah ini, dan kepala sekolah memperbolehkan. Di tengah-tengah sekolah ada sebuah taman yang indah sekali bunga-bunga bermerkaran, kupu-kupu bermain di sekelilingnya burung-burung berterbangan seakan sedang mangajak bermain, kursi-kursi taman nan indah tersedia, pohon-pohon tumbuh sangat subur, dedaunan berjatuhan. Sungguh indah pemandangan ini. Ayah mengajaku untuk melihat kelas-kelas, kelas tak kalah menariknya dengan tamannya, semua kelas bernuansa kayu dengan ukirannya yang indah, aku sangat suka di sini. Setelah melihat-lihat sekolah ini, kami kembali ke kantor kepala sekolah untuk berpamitan. Saat kami masuk ke dalam mobil, di dalam tak ada Mary, kita semua kuatir akan Mary. Tiba-tiba ada yang memanggil namaku aku langsung menoleh, ternyata Mary, ia berlari menghampiri kami, Mary membawa kantung keresek ia menyapa kami dan langsung masuk ke dalam mobil, ibu mengomel di mobil memperingatkan Mary karena ia hampir menghawatirkan kami, lalu Mary menjelaskan bahwa ia tadi sedang membeli donat untuk kita makan di mobil, mendengar itu ibu langsung terdiam pipnya merah bertanda malu, aku dan ayah tertawa, Mary diam saja seperti menahan tawa. Kami semua memakan donat yang dibeli oleh Mary, sunnguh enak rasanya sambil mengemil donat ayah menyetir dan aku, ibu, Mary bercerita.
Kami sudah ada di depan tempat wisata, kami masuk ke dalamnya dan langsung memarkirkan mobil, kami sangat senang sudah sampai di sini karena donat sudah habis, dan kita akan turun di sini lalu membeli makanan ringan lagi sambil melihat-lihat macam-macam permainan. Sebelum kita berpuas-puas, kami makan siang terlebih dahulu, kami tidak makan banyak-banyak karena kami juga sudah agak kenyang makan donat tadi. Ibu memberikan aku dan Mary es krim aku rasa coklat dan yang Mary rasa lemon, aku sangat, tiba-tiba Mary berteriak kepada seorang anak perempuan yang mungkin sebaya dengan Mary. “ Hai Bella!” Teriak Mary sambil menghampirinya, ibu ngomel-ngomel karena es krim Mary mengenai bajunya yang berwarna merah dengan renda bermotif bunga Poppy, Mary berbalik dan langsung menghadap aku dan ibu, tersenyum manis “bolehkah aku menginap di rumah Bella?” Tanya Mary sambil agak tersenyum jail
“ Siapa sih Bella itu? Kataku cepat “kok tiba-tiba ngajak nginep?”
“ Dia itu temanku di sekolah, kenalan yuk!” Ajak Mary kepadaku sambil menarik tanganku. “Bella, perkenalkan ini adikku Merlyna” Kata Mary riang “Oh ya! Hai Merlyna, senang berkenalan dengamu! Sangat senang! Mary senang bercerita tentangmu loh…. dan sekarang aku berkenalan denganmu! Walaupun baru lihat langsung tapi aku sudah tahu tentang dirimu!” Jawab Bella, suaranya melengking. Tak kusangka memang begitu Bella, wajahnya sangat polos, tetapi ternyata orangnya tak seperti wajahnya. Aku bercakap-cakap dengan Bella, sementara Mary menghampiri ibu dan meminta izin lagi, sepertinya ibu memberi Mary uang tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar